Wednesday, March 11, 2015

Puteri Indonesia 2015

TEMPO.CO, Jakarta - Belum lama terpilih sebagai Puteri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri alias Anin langsung kena rundung di situs berbagi foto Instagram. Biang keladinya adalah foto Anin saat mengenakan kaus bergambar palu arit yang dianggap menyimbolkan komunisme.

Puteri Indonesia 2015
Puteri Indonesia 2015


Padahal, kata perempuan 23 tahun ini, ia memakai kaus itu untuk menghormati pemberinya, mahasiswa asal Vietnam yang sedang menjalani program pertukaran pelajar di Semarang. “Aku pakai itu sebagai tanda respek kepada dia saja, kok. Ketika itu kebetulan lagi ada acara bareng mahasiswa-mahasiswa pertukaran pelajar,” ujar Anin saat kami temui di Hotel Sheraton, Cengkareng, beberapa waktu lalu.

Pemilik postur 176 sentimeter dan 56 kilogram ini juga bicara soal kemenangannya di kontes Puteri Indonesia 2015 pada 20 Februari lalu. Ini adalah puncak pencapaiannya setelah pada 2011 mahasiswa Jurusan Teknik Planologi Universitas Diponegoro itu ikut seleksi, tapi mentok menjadi pemenang kedua Puteri Indonesia Jawa Tengah.

Puteri Indonesia 2015
Puteri Indonesia 2015


Sebenarnya, kenapa sih Anin berkukuh ingin menjadi Puteri Indonesia? “ tanya Tempo. Aku punya mimpi ingin jalan-jalan ke berbagai tempat dan mengembangkan pariwisata Indonesia. Selain memang aku orangnya enggak betah diam, he-he-he,” ujar dara kelahiran 3 Februari 1992 ini. “Semakin banyak aktivitas pengembangan diri, aku semakin semangat,” ujarnya.

Ketika SD, Anin mengisi waktu luangnya untuk latihan bulu tangkis. Beranjak dewasa, perempuan jangkung ini juga rajin berlatih bola basket. Ketomboian Anin tersebut sempat membikin waswas mamanya. Walhasil, diam-diam sang mama rutin membeli majalah perempuan remaja dan menaruhnya di rumah.

Taktik itu berhasil. Anin, remaja yang tak kenal dandan apalagi kosmetik, terpancing melihat gaya para model di majalah. Dari yang semula dekat dengan hal-hal yang berbau maskulin, sampai akhirnya menjadi peragawati, dianggap oleh Anin sebagai tantangan berat. “Itu semacam memaksa aku untuk keluar dari zona nyaman,” kata dia.

ISMA SAVITRI

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment

Dukung dan beri motifasi melalui komentar